MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Review GoMassage: Hidup Semudah Menjentikkan Jari Ala GoLife



Sebenarnya perkenalan saya dengan GoJek sudah terbilang lama. Sekira 3 tahun lalu, bahkan ketika GoJek masih berupaya melakukan penetrasi pasar. Ekspansi besar-besaran GoJek saat itu bahkan sukses menggiring saya yang 'fans berat' Uber, ikhlas beralih menggunakan GoJek. Meski saat itu saya punya 3 aplikasi transportasi online di ponsel pintar saya. Namun, perlahan tapi pasti aplikasi GoJek menjadi salah satu aplikasi teramat penting yang menghuni ponsel saya. Apalagi setelah layanan dompet digital GoJek yang bernama GoPay resmi menjadi alat tukar yang sah dalam bertransaksi. Maka GoJek sukses membuat saya 'ketergantungan'.

Mau kejar waktu, naik GoRide. Mau jalan serombongan, naik GoCar. Mager alias males gerak, tapi butuh beras, minyak goreng, sabun, bahkan makanan kucing atau catfood, langsung order GoShop, GoMart. Lapar, tapi mager dan Qadarallah tidak sedia uang tunai tapi masih ada saldo GoPay, langsung order GoFood.

Butuh pulsa tanpa ribet, cukup bertransaksi via GoPulsa. Bahkan bayar tagihan BPJS dan sebagainya juga lewat GoBills. Saya pikir saya hampir menggunakan semua layanan GoJek. Tetapi ternyata tidak!

Hingga pada suatu hari, saya yang tidak suka dipijat apalagi diurut mengalami nyeri otot yang luar biasa. Hampir sekujur tubuh dari leher hingga kaki pegal sepegal-pegalnya. Saking parahnya, sampai saya bahkan kesulitan untuk melangkahkan kaki atau sekedar untuk bisa melakukan gerakan shalat dengan sempurna. Aneh!

Sepertinya saat itu saya tidak melakukan aktivitas berat. Selain, pakai 'high heel' keliling Jakarta, naik turun MRT di tambah tawaf 3 jam lebih di pusat perbelanjaan. Total lebih dari 6 jam, kaki saya terperangkap di sepatu berhak, yang sejatinya tidak sampai 5 centimeter. Ditambah beban kerja saat itu mengharuskan saya harus duduk berjam-jam di depan laptop dengan posisi asal. Tidak duduk di kursi berpenyangga punggung. Tapi lebih sering duduk di lantai, dengan posisi laptop di atas meja berkaki pendek. 

Rasanya campur aduk. Sakit dan kesal, karena tetiba aktivitas saya nyaris 'lumpuh'. Akhirnya saya menyerah untuk ikhtiar mencari tukang pijat atau urut profesional di sekitar rumah saya. Qadarallah sudah berkeliling cukup jauh, saya tidak juga menemukan tukang pijat atau urut profesional hasil rekomendasi kerabat yang bisa meredakan nyeri otot saya. Saat itu di 'Hari Kejepit Nasional', alhasil tukang pijat atau urut banyak yang mudik. 

Nyerinya sudah hampir sebulan dan makin parah. Rasanya tidak sanggup menunggu si tukang urut kembali ke Jakarta. Nyerinya sudah cukup parah, hingga saya ikut demam. Sebenarnya saya sudah hampir memutuskan untuk pergi ke dokter tulang atau apalah itu. Kondisi saya saat itu susah jalan, bahkan tidur saja harus pakai drama menitikkan air mata karena sakit. Baru kemudian bisa tertidur pulas sampai pagi, paginya terasa lagi sakitnya.

Di tengah keputus-asaan saya. Saya yang sejatinya saat itu hendak memesan makanan via GoFood, mata saya malah tertuju pada 'other services' GoJek. Salah satunya adalah GoMassage. Iseng klik GoMassage. Ternyata masuk ke sebuah laman dengan notifikasi yang isinya harus mengunduh GoLife, yang merupakan bagian dari GoJek. Saya pun menuruti untuk mengunduh sambil menahan sakit. 

Dan yeah! Akhirnya bisa login ke aplikasi GoLife. Setelah beres, langsung order tenaga pijat profesional di GoMassage. Dalam bilangan kurang dalam 5 menit, saya bisa memesan tenaga pijat perempuan profesional untuk relaksasi otot yang kaku. Saya pilih waktu layanan 2 jam. 

Alhamdulillah, tidak sampai 30 menit. Tenaga pijat perempuan GoMassage tiba di rumah. Seorang ibu bernama Rubiatun.

Pada menit-menit awal Ibu Rubiatun sampai menggeleng-gelengkan kepala tanda keheranan, karena otot saya dari leher sampai kaki teraba olehnya sangat kaku. 

"Kok bisa?" dengan logat Jawa yang kental. Saya hanya sedikit menceritakan tentang kebodohan saya pakai high heels, padahal biasanya pakai sneakers. Juga tentang posisi duduk saya saat mengetik. Kini Ibu Rubiatun menghela nafas.

"Bismillah ya nduk, ibu bantu melemaskan ototnya. Kalau sakit bilang ya..." Kata Ibu Rubiatun. 

Dengan telaten Ibu Rubiatun memijat setiap jengkal tubuh bagian belakang saya dengan tekanan. Saya sempat dibuat menggelinjang kesakitan. Tapi rasa ingin sembuh menghalangi saya untuk menyudahi proses yang menyakitkan itu. 

Dua jam berlalu, Ibu Rubiatun minta untuk meneruskan pemijatan sampai tuntas. Bahkan dia bilang tak perlu tambah bayar. Karena dia pantang pulang sebelum pasien sembuh. Waduh....

Saya yang semula kesakitan juga sudah mulai terbiasa. Bahkan terkadang saya terlelap di antara kisah hidup Ibu Rubiatun yang tak selalu mulus. Ibu Rubiatun sempat menjadi single mother akibat ditinggal selingkuh, namun akhirnya takdir berpihak padanya. Ia malah dipersunting lelaki lajang yang baik dan setia. 



Ibu Rubiatun tidak mengandalkan seratus persen penghidupannya dari memijat. Meski semua pelanggannya puas dan hampir selalu kembali. Ibu Rubiatun ternyata punya bisnis sampingan. 

Bagi Ibu Rubiatun, memijat itu lebih dari sekadar mata pencaharian. Ada kepuasan tersendiri ketika hasil pijatannya membuat pasiennya bugar kembali. 

Alhamdulillah setelah 3 jam lebih memijat, saya memberikan tips alakadarnya di luar tarif. Ibu Rubiatun pulang larut. Saya langsung tertidur pulas sekali hingga pagi. Pagi harinya badan saya rasanya ringan. Alhamdulillah setelah hampir sebulan menahan sakit yang makin bertambah, Allah kirim Ibu Rubiatun lewat perantara GoMassage by GoLife. Dengan GoLife, hidup jadi lebih mudah. Semudah menjentikkan jari. 

Aplikasi ini tak hanya menguntungkan pelanggan seperti saya, tetapi juga tenaga pijat atau urut profesional. Mereka jadi punya pasar yang lebih luas ketimbang hanya deretan rumah dekat tempat prakteknya. Dan tentu saja, transaksi terjamin aman. GoJek sudah mengantisipasi kemungkinan 'sex harrasment' dari pelanggan nakal. Dan serunya, kita sebagai pelanggan bisa memesan ulang tenaga pijat atau urut profesional kita di kemudian hari. 

Demikianlah Review GoMassage dari saya. Kalau kamu belum punya tenaga pijat atau urut favorit. Kamu bisa unduh aplikasi GoLife dan mulai berselancar mencari ratusan tenaga pijat dan urut profesional di GoMassage.




Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial