MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Perempuan dan Hijab


وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖوَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖوَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ  …
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka ….” (QS. An-Nuur: 31)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Hijab atau kerudung dan pakaian longgar merupakan outfit yang wajib digunakan untuk menutup kepala seorang perempuan muslimah. Hijab tidak hanya untuk menutupi aurat saja, tetapi juga untuk melindungi harkat dan martabat seorang wanita.
Di dalam Islam sendiri, harga diri seorang perempuan muslimah mahal harganya. Oleh karena itu sudah kewajiban seorang muslimah untuk menjaga dan melindungi dirinya.
Perumpamaan menutup aurat dan tidak menutup aurat itu bagaikan dua buah permen yang sudah dibuka bungkusnya dan yang tidak dibuka bungkusnya. Permen yang sudah dibuka bungkusnya akan cepat kotor, dikerumuni semut bahkan lalat. Sedangkan permen yang tidak dibuka bungkusnya makan akan tetap bersih, bahkan semut dan lalat pun enggan untuk mendekatinya.
Maksud dari perumpamaan tersebut ialah seseorang yang tidak mengenakan hijab ibarat permen yang sudah dibuka bungkusnya, ia cepat kotor bahkan menjadi bahan omongan dan imajinasi nakal para lelaki. Sedangkan yang mengenakan hijab seperti permen yang tidak dibuka bungkusnya, ia tetap bersih, bahkan orang-orang yang ingin mendekatinya akan berpikir berkali-kali.
Bagi perempuan muslimah, rambut sebagai mahkota terindah dan lekuk tubuh hanya boleh diperlihatkan kepada mahram, terutama suami. Namun sayangnya pada kenyataannya banyak perempuan muslimah yang mengacuhkan perintah berhijab.
Salah satu hadits yang memperingatkan tentang dosa membuka aurat bagi wanita adalah hadits berikut ini.
 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim, no. 2128).
Lihatlah dosa bagi perempuan yang dengan bangganya membuka aurat, yaitu tidak akan mencium bau surga padahal bau surga dapat dicium dari jarak yang amat jauh. Perbuatan ini termasuk dosa besar karena mendapatkan ancaman keras seperti itu.
Ada tiga sifat yang disebutkan dalam hadits ini.
 (1)  Perempuan yang berpakaian tetapi telanjang.
Di antara tafsirannya adalah perempuan yang menutup sebagian tubuhnya dan menyingkap sebagian lainnya. Contoh: pakai kerudung, namun rambutnya terlihat. Pakai gamis tapi ketat. Pakai baju tapi transparan.
Padahal aurat perempuan menurut kebanyakan ulama adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Kaki dan rambut kepala masih termasuk aurat yang wajib ditutup.
Lucunya lagi mukena berbahan tipis transparan itu laris manis di pasaran. Shalat dengan pakaian rumah alakadarnya, waktu shalat tinggal pakai mukena tipis yang transparan. Akhirnya lekuk tubuh dan warna kulit terlihat jelas.  Seharusnya mukena tersebut hanya digunakan sebagai mukena travel dengan asumsi dia tetap memakai gamis atau pakaian muslimah.

(2) Perempuan yang maa-ilaat wa mumiilaat (berlenggak-lenggok)

Di antara maksud sifat kedua ini, maa-ilaat adalah berjalan sambil memakai wangi-wangian dan mumilaat yaitu berjalan sambil menggoyangkan kedua pundaknya atau bahunya. Semisal perempuan yang suka memakai high heel tinggi. 
 (3) Wanita yang kepalanya seperti punuk unta yang miring
Maksudnya adalah perempuan yang sengaja memperbesar kepalanya dengan mengumpulkan rambut di atas kepalanya seakan-akan memakai serban (sorban). Contohnya seperti wanita yang memakai sanggul atau konde atau dalaman jilbab berkonde.
Lalu bagaimana seharusnya seorang perempuan muslimah berpakaian?
Berikut ada beberapa syarat penting untuk pakaian wanita muslimah yang mesti dipenuhi.
1. Pakaian perempuan harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki.
2. Bukan pakaian yang bertujuan berhias diri (tabarruj), atau ingin dibilang seksi dan cantik.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al-Ahzab : 33).
3. Pakaian tersebut tidak tipis dan tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh
4. Tidak diberi wewangian atau parfum, apalagi dengan maksud memikat lelaki yang bukan mahram.
Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An-Nasa’i, no. 5129; Abu Daud, no. 4173; Tirmidzi, no. 2786; Ahmad, 4: 414. Sanad hadits ini hasan kata Al-Hafizh Abu Thahir)
5. Tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
6. Bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau popularitas.
7. Pakaian tersebut terbebas dari lambang agama lain atau gambar yang tidak pantas.
Lalu bagaimana bila perempuan muslimah tersebut tetap tidak mau berhijab, maka lelaki di rumahnya ikut berdosa. Bila ia masih lajang maka ayahnya, kakak laki-lakinya ikut berdosa karena tidak melindungi perempuannya dari dosa akibat tidak berhijab. Kalau dia sudah menikah, maka suaminya ikut berdosa.
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6)
Lucunya banyak juga yang katanya keluarga muslim, tetapi bangga punya istri atau anak perempuan yang pamer aurat. Mereka memaklumi dan bahkan cenderung bangga istri dan anak perempuannya berpakaian terbuka yang mengundang syahwat, bahkan hingga memamerkan tato di dada atau paha. Bahkan bertelanjang di muka umum hanya demi disebut seksi. Naudzubillahi mindzalik.
Buat Anda perempuan muslimah yang belum berhijab. Segera berhijab! Jangan tunggu nanti, toh kita tak tahu kapan kita akan mati. Bisa saja Anda mati besok, seminggu lagi atau bahkan semenit setelah membaca tulisan ini. 
Jangan sampai hijab pertama dan terakhir yang kau pakai adalah kain kafan berwarna putih saat kamu menjadi jenazah.




Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial