MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Ketika Hijrah Menjadi Pilihan

Bismillah!

Ceritanya hampir 2 minggu lalu, seorang kolega di sarang elang yang kini sudah berhijrah dan rajin mengirimi saya agenda kajian-kajian sunnah di seluruh penjuru Bintaro, BSD, dan sekitarnya mengirimi saya flyer tentang kajian hijrah yang digelar hasil kerja bareng MT Khoirotunnisa, nge-Fast, dan komunitas yukngaji!

Yang menarik dari kajian ini adalah kita semacam dibantu untuk kembali menemukan hakikat hidup yang sebenarnya sebelum berhijrah. Karena terkadang kita yang terlahir Islam menganggap sepele sebuah hakikat ke-Tauhid-an. Tahu adanya kewajiban shalat lima waktu dan ibadah lainnya, tapi tak pernah paham esensinya. Tahu kalau kita harus datang ke kajian, tapi kadang kita masih tebang pilih syariat, bahkan terkadang 'tidak berani' melangkah terlalu jauh. Tahu kalau tak ada sehelai daun yang jatuh tanpa sepengetahuan Allah, tapi tetap menangis meraung-raung ketika ujian datang. 

Dan di kajian sebanyak 9 kali pertemuan ini mengulas tuntas esensi hijrah, tentang mafahim kehidupan dan kebenaran, Tauhid, Qadha dan Qadar, Jalan hidup sebagai muslim, kapan harus berhijrah dan manajemen waktu.

Qadarallah, saya pun mendaftar kajian yang mirip sesi perkuliahan, lengkap dengan pemateri, multimedia, diktat, dan ruang kelas. Kebetulan memang kajian ini berbayar, tapi pesertanya banyak yang waiting list. Saya diberi kemudahan tak perlu menunggu lama, langsung lolos jadi peserta.

Yang saya tak habis pikir ada peserta dari Palembang, yang pulang balik naik pesawat setiap Senin demi bisa mengikuti 'sesi perkuliahan' ini. Masyaa Allah! Dan ternyata di angkatan sebelumnya malah ada juga yang dari negara tetangga. Segitu ghirahnya mencari ilmu agama. Pesertanya pun tidak semua ibu-ibu rumah tangga, banyak juga yang masih bekerja dan bela-belain cuti demi 'nge-Fast' ini.

Awalnya saya juga rada 'kepo' tentang penamaan 'nge-Fast'. Jadi ternyata yang memulai menyebut 'nge-fast' justru peserta sebelumnya, menambahkan partikel 'nge-' setelah kata FAST, sebuat brand training center berhijrah. Jadi seperti menyebut  'nge-bakso', 'nge-mall'. FAST sendiri konon singkatan dari FASTABIQUL KHAIRAT (berlomba-lomba dalam kebaikan), atau 4 sifat Rasulullah Sallahu 'Alaihi Wassalam yaitu Fathonah (cerdas), Amanah (dapat dipercaya), Shidiq (benar), Tabligh (menyampaikan). 

Rasulullah S.A.W bersabda, "barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama." (Muttafaq 'alaihi). Itu berarti kebaikan yang sesungguhnya di sisi Allah adalah jika kita mampu memahami Islam dengan baik, karena dengan pemahaman agama yang baik seseorang mampu menghadap segala persoalan hidup. Insyaa Allah akan bahagia dunia dan akhirat.

Di episode perdana yang sebenarnya hanya preview class, Ustadz Weemar Aditya menyampaikan ayat: 
"Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Baqarah: 282)

Kalau tujuan hidup kita adalah Allah, ingin berhijrah dengan sebenar-benarnya, maka Allah akan bantu mengakomodasi pilihan kita. Allah yang akan memudahkan kita mencari rezeki halal, menuntut ilmu agama dan juga mempertemukan kita dengan teman-teman sholeh-sholehah.

Karena seperti di Quran Surah Asy Syuara ayat 99 dan 101, hijrah itu tidak bisa sendirian, butuh teman sholeh yang selalu menyemangati dalam kebaikan. kalau berbuat maksiat malah bisa sendirian.

“Kalau hidup hanya sekedar hidup, kera di rimba juga hidup. Kalau kerja hanya sekedar kerja, kerbau di sawah juga kerja”. 

Memangnya kita mau punya hidup yang 'gitu-gitu aja'. Sibuk mengejar dunia, tetapi lupa mencari bekal akhirat, padahal suatu hari nanti kita pasti pulang ke kampung akhirat. 

Hal pertama yang perlu dirombak total dalam untuk berhijrah itu HABITS alias Kebiasaan. Tak perlu yang muluk-muluk. Dimulai dari memperbaiki kualitas shalat, berdoa agar ditetapkan hatinya dalam hijrah. 

Akhlak pun perlu diperbaiki, terutama meninggalkan pembicaraan yang gak penting seperti ghibah. Lebih rajin lagi mengkaji ilmu agama, dan semangat membagikan ilmu.



Ternyata habits baru dapat terbentuk setelah 30-40 hari pembiasaan secara konsisten. Sayangnya habits lama butuh 1 tahun untuk hilang.

Segala sesuatu yang kita lakukan paling tidak harus bisa memenuhi pertanyaan 5W (what, who, why, when, where) + 1H (how). Tahukah Anda kalau sebetulnya penggerak nomer satu kita adalah WHY? 


Makanya kalau dianalogikan ada anak kecil lelarian dan kita sebagai orang tua bilang, "stop jangan lari-lari!". Anak biasanya mengabaikannya. Padahal dia tahu apa itu lari dan berhenti, siapa yang lari dan harus berhenti, kapan dan dimana harus berhenti serta bagaimana berhenti. Tapi kenapa dia gak mau berhenti? Karena dia tak tahu WHY, kenapa harus berhenti lari. 


Beda lagi kalau kita bilang, "yuk, kita makan es krim!". Seketika anak akan berhenti berlari karena dia tahu alasan WHY harus berhenti.



Sama dengan hidup kita dan keputusan beragama. Hidup kita tanpa arti dan tak terarah kalau kita tak tahu WHY? Mengapa kita diciptakan, mengapa kita hidup, dan lain sebagainya.



Manusia harus tahu bahwasanya tujuan Allah menciptakan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada-Nya (QS Adz Dzariyat: 56)



Kalau sudah tahu tujuan penciptaan, mana ada yang berani MAKSIAT. Bagaimana kalau Allah memusnahkan ciptaan-Nya karena menyalahi aturan tujuan penciptaan?

Di kajian perdana ini saya diingatkan lagi tentang kisah Imam Bukhari, Imam Syafii dan Muhammad Al Fatih. 



Alkisah, Dua tahun setelah kematian ayahanda, Bukhari kembali ditimpa musibah. Ia terserang penyakit buta permanen. Seluruh penglihatannya hilang. Ibunda sudah membawa Bukhari berobat ke beberapa tempat namun tidak bisa disembuhkan.  Ternyata buta matanya tidak lantas membutakan hati dan pikiran Al Bukhari kecil.



Berkat doa ibundanya, Bukhari diberi anugerah berupa kecerdasan luar biasa di luar kemampuan anak seumurannya. Al Bukhari sanggup mengingat apapun yang dibacakan padanya dan mengulang tanpa salah satu katapun termasuk titik komanya. 

Al Bukhari kecil menyampaikan niatnya untuk menjadi penghafal Quran, maka Ia pun dimasukkan ke dalam sebuah madrasah. Saat baru datang ke madrasah tersebut, sang guru ketika itu sedang membaca Surat Qaf. 


Begitu gurunya selesai membaca, Al Bukhari kecil mengangkat tangannya memberitahu bahwa dirinya sudah hafal surat Qaf yang baru dibacakan tadi. Padahal santri yang lebih senior tidak ada yang bisa sehebat Al Bukhari. Akhirnya sang guru menyuruh Al Bukhari ikut menghafal hadits.


Saat pulang, Al Bukhari menceritakan keinginannya menghafal hadits pada ibunya. Ibunya berusaha meredam keinginan Al Bukhari karena kebutaannya.



Dengan linangan airmata, Ibunda masuk ke dalam kamar berdoa memohon kepada Allah SWT sampai tertidur. Ibundanya memohon kepada Allah agar Al Bukhari sembuh dari kebutaan. Saat yang bersamaan, Al Bukhari di dalam kamarnya ternyata sedang membaca surat Qaf. 


Begitu yang sang ibunda meminta agar anaknya sembuh dari kebutaan, Al Bukhari sedang membaca surat Qaf ayat 22. "Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam." (Q.S Qaf:22). Keajaiban terjadi. Seketika Al Bukhari bisa melihat kembali. Girangnya bukan main Al Bukhari. Sang Ibunda hampir tak percaya doanya ternyata dikabulkan oleh Allah.



Kisah imam besar mazhab Syafi'i yang diberi julukan penolong sunnah (naashiru as sunnah) juga tak kalah menarik. 

Imam Syafi’i adalah berasal dari keturunan arab Quraisy. Nasabnya terkait dengan Nabi Muhammad saw. Terlahir di Kota Gaza Palestina pada bulan Rajab 150 Hijrah. Ada yang mengatakan pada malam ia dilahirkan itu Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi) meninggal dunia akibat diracun oleh Khalifah Abu Ja’far al-Mansur dari Bani Abbasiyah saat Imam Hanafi berada dalam penjara. Ia dipenjara, disiksa dan dirotan karena tidak mau bekerja sama kepada Khalifah Bani Abbasiyah yang lalim itu dengan menolak tawaran untuk menjadi Hakim kerajaannya.


Imam Syafi’i menghafal Al-Quran saat berumur 9 tahun.Beliau menghafal Kitab al-Muwatta ‘yang ditulis oleh Imam Malik (Mazhab Maliki) selama 10 tahun. Ia memiliki kecerdasan dan daya ingat yang sangat luar biasa.Dibenarkan memberikan fatwa sendiri oleh gurunya pada usia 15 tahun saat mengajar di Masjidil Haram.



Pelajaran paling berharga dari Imam Syafii adalah ketekunan dan kegigihannya menuntut ilmu walau miskin sekali. Bahkan dia rela jalan kaki dari Gaza ke Mekkah demi untuk menuntut ilmu pada Imam Malik. Dan selama belajar pun tekun, walau hampir diusir Imam Malik karena dianggap main-main saat menuntut ilmu.

Jadi ceritanya Imam Syafii kalau menyimak penjelasan sang guru itu jari telunjuk kanannya ikut sibuk, dimasukkan ke mulut lalu sibuk menulis di tangan. Lama-lama sang guru jengkel, namun sebelum diusir Imam Syafii bilang kalau apa yang dilakukannya adalah mengikuti perintah guru untuk mengikat ilmu dengan mencatat, tapi Imam Syafii terlalu miskin untuk memiliki pena dan kertas, dia mencatat dengan ludah di tangan. Tapi dia berani menjamin, hafalannya ngelotok dengan hanya begitu. Sang guru pun mengetes, dan Imam Syafii membuktikannya bahwa semua yang diajarkan gurunya hafal luar kepala.



Kisah selanjutnya tentang, Muhammad Al Fatih yang dilahirkan di Edirin pada 30 Maret 1423 M yang mana pada waktu itu Edirin adalah pusat kota pemerintahan Dinasti Turki Utsmani. Beliau adalah putra dari Sultan Murad II beliau hidup di masa setelahnya Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan perang Salib) 1137 -1193 M.


Sultan Muhammad Al Fatih sudah diangkat menjadi sultan ketika usianya baru menginjak 12 Tahun.Mendapat julukan Al Fatih (sang penakluk) karena telah berhasil menaklukkan Konstantinopel dan dilakukan pada saat usianya masih 21 Tahun.



Sultan Muhammad Al Fatih mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 8 bahasa dunia pada usia 16 tahun.



Luar biasanya keberadaan Muhammad Al-Fatih ini pun telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya: “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. 

Ah Masyaa Allah! Jadi tak sabar datang di kajian Senin depan tentang Mafahim Kehidupan. Insyaa Allah nanti diupdate!

Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial