Sebagai social media enthusiast, tentu saja hidup saya hampir tidak bisa lepas dengan media sosial. Kalau sebelumnya saya hanya penikmat dan pemakai dalam level 'banci tampil' yang sembarang posting foto tanpa makna sekedar pamer. Kini seiring dengan perjalanan usia, saya semakin bijak dalam menggunakan media sosial. Tidak lagi mengumbar foto pribadi dan keluarga, tetapi lebih suka bercerita hal-hal seru di sekitar hidup saya, yang Insya Allah bisa menjadi inspirasi bagi yang membaca dan melihat.
Lama berkecimpung di dunia media, dan aktif bermedsos ria selama bertahun-tahun, ternyata tidak juga membuat saya 'seleb medsos'. Teorinya sih banyak, tapi prakteknya susah. Saya lebih suka menjadi konseptor atau orang di balik layar saja. Karena ah, saya takut juga mengumbar semua foto saya dan keluarga setiap saat demi 'like' dan bertambahnya 'follower', kalau akhirnya saya dan keluarga terkena penyakit 'ain akibat pandangan mata 'jahat' seseorang yang kagum berlebihan atau malah iri berlebihan. Hiii....serem!
Di dunia sosial media itu tak jauh beda dengan dunia nyata. Untuk jadi sukses dan tenar, Anda hanya butuh 'nasib baik' yang berpihak pada Anda. Banyak juga artis sungguhan yang punya karya, atau orang yang tenar di dunia nyata tetapi follower medsos tidak sebanyak yang kita pikir.
"Kok bisa sih?" reaksi saya waktu melihat sang seleb yang cukup punya nama di dunia nyata tetapi malah tidak terlalu di sukai di medsos.
Ada yang bukan siapa-siapa bahkan tidak punya prestasi apa-apa selain 'kegoblokannya' tiba-tiba jadi seleb di media sosial, kemudian over exposed di media TV/radio/cetak dan kaya mendadak. Ada juga sih seleb berprestasi yang mujur punya follower banyak juga di medsos. Semuanya takdir! Kalau bukan takdirnya, mau usaha sekeras apapun ya tidak bisa.
Makanya ada istilah 'pansos' alias 'panjat sosial' alias segolongan orang yang berusaha cari perhatian netizen dengan melakukan hal-hal bodoh dan memalukan demi jadi seleb dunia maya. Mereka rela mempermalukan diri demi ketenaran yang berbuntut uang. Dan untuk saya, tidaklah!
Tapi karena pekerjaan saya ada hubungannya dengan media makanya tempo hari saya sempat ikut kursus permak instagram yang digelar oleh thdj.creatives. Ternyata, instagram bukan sekedar platform untuk posting foto/video diri. Tampilan instagram bisa diatur agar memiliki nilai seni yang tinggi.
Pada kursus itu saya terkaget-kaget kalau seorang social media expert khususnya Instagram setidaknya sudah harus tahu 9 postingan ke depan demi tampilan yang cantik. Selain postingan dan caption yang berbobot lengkap dengan hashtag-nya maka tampilan Instagram juga menjadi alasan mengapa seseorang mem-follow.
Ternyata seru sekali! Sementara yang dijadikan tempat praktek saya ada akun instagram pribadi yaitu: @angin_rinduku dan akun Instagram @intinusaagro
Ternyata seru! Walau untuk mempermak tampilan butuh minimal 10 aplikasi di ponsel. Tapi hasilnya ya awesome!
Comments
Post a Comment