MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Wajah Baru Pasar Mayestik



Bagi Anda warga Jakarta dan sekitarnya, siapa yang tak kenal Pasar Mayestik? Pasar legendaris yang menjadi salah satu icon kota Jakarta untuk berburu bahan dan aksesoris pakaian terutama bagi para penjahit profesional. 

Pasar yang terletak di Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru dekat pasar barang bekas Taman Puring ini konon sudah ada   sejak 1950-an, namun Pasar Mayestik baru diresmikan pada 1981. Pada 1960-an, menurut sahibul hikayat, Nomo Koeswoyo (salah seorang anggota Koes Bersaudara dan ayah Chicha Koeswoyo ) pernah menjadi “jagoan” di kawasan ini.

Konon asal mula nama Pasar Mayestik ini berasal dari sebuah bioskop bernama Majestic yang ada di wilayah itu zaman dahulu. Maklum saja, dahulu Kebayoran adalah salah satu pemukiman elit yang sudah ada sejak zaman Belanda. Dan bioskop adalah salah satu yang wajib ada di sekitar pemukiman elit zaman dahulu. Sekarang tidak ada sisa-sisa bioskopnya. 

Dahulu saat saya masih kecil, ibuk sering sekali mengajak saya ke pasar ini, entah untuk berburu bahan pakaian atau baju lebaran. Sepulang belanja, jajan sebentar di emperan dekat Esa Genangku. Atau berburu camilan sebentar di swalayan milik Khong Guan. 

Saya rasa hampir belasan tahun saya tidak mampir ke Pasar Mayestik. Bahkan Pasar Mayestik tidak pernah masuk dalam list kunjungan nge-mal. Untuk apa? Saya juga bukan tipe yang doyan menjahitkan baju. Maka ingatan saya akan Pasar Mayestik masih berupa pasar setengah kumuh.

Saya baru tahu kalau Pasar Mayestik sudah dirombak total, ya beberapa hari ini. Saat saya akhirnya punya waktu 'jalan' lagi . Saya sampai terkagum-kagum sekaligus kecewa karena saya hampir tidak mengenali lagi wajah Pasar Mayestik. Lebih mirip sebuah mall atau ITC ketimbang sebuah pasar.

Dan lebih kagetnya lagi, kalau ternyata bangunan baru Pasar Mayestik sudah diresmikan sejak bulan Juni 2012. Sekarang ini, Pasar Mayestik terdiri dari 10 lantai , dengan masing – masing lantai memiliki bagian yang berbeda. Ada lantai khusus tekstil dan aksesorisnya, kebaya, bahkan lantai khusus penjahit profesional. Wow! Kemana saja saya selama ini?

Ingin punya pakaian keren yang tidak pasaran, cobalah mampir di toko tekstil yang berjajar di Pasar Mayestik. Saya biasa menyambangi toko Fancy dahulu, sebelum ke toko Mumbay dan lainnya. Anda bakal menemukan bahan-bahan premium yang biasa 'nangkring' di butik mahal dengan harga miring. Asal Anda punya rekanan tukang jahit profesional, bahan premium berharga murah tadi bisa disulap menjadi baju butik mahal. 

Lelah berbelanja, mampirlah di gerobak jajanan khas Pasar Mayestik baik yang masih di luar atau sudah masuk mal. Pasar Mayestik masih punya jajanan kue rangi, kue ape, cincau, es cendol dan jajanan tradisional lainnya loh.

Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial