MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Jangan Menangis, Bobby!


Pagi-pagi buta Bobby sudah bersedih. Akibat postingan dari suatu media online yang sedang hits. Kucing milik politikus Prabowo yang aktif di sosial media dengan akun Instagram @bobbythek4t itu ceritanya kesal karena media tersebut menyorotinya sebagai kucing posesif Prabowo. Mengapa dari sekian banyak postingan bobby yang disoroti adalah sifat-sifat kelewat sayangnya bobby pada adopternya. 

Bobby memang hanya seekor kucing kampung yang kebetulan diadopsi sama orang yang namanya kini mencuat karena dia salah satu Capres. Dan kalau akhirnya Bobby yang hanya kucing kampung bisa menginspirasi banyak orang terutama penggiat anti kekerasan satwa yang tergabung di @gardasatwaindonesia. Itu karena Bobby adalah  kucing yang peduli nasib kucing lainnya.

Well, rasanya agak sulit bagi orang yang bukan pencinta kucing untuk bisa menikmati postingan-postingan Bobby. Karena kebetulan Bobby kucingnya Prabowo, mungkin isinya juga banyak menjurus soal adopternya dilihat dari kacamata kucing. 

Kalau Bobby kucing saya pasti isinya ya tentang kegalauan-kegalauan saya sebagai adopternya yang pujangga. Siapa tahu Bobby juga ikutan menghafal Quran seperti kucing saya Glen.

Tidak salah juga kalau ada pihak yang tidak suka dan menganggap Bobby adalah media kampanye. Bagus dong itu media kampanye kreatif. Target audience-nya para kucing milenial atau adopter kucing, yang peduli pada nasib kucing liar. Itu jauh lebih bagus daripada menebar hoax untuk tujuan menjatuhkan pihak lawan.

Bebas kok kalau tim medsos pihak lain mau memakai sosok burung hantu, kecebong, kodok, ikan, atau apalah untuk menarik simpati. Kami sih netizen fine-fine aja.

Akhir kata, jangan menangis Bobby! Biarkan saja orang mau bilang apa. Tetaplah menjadi kucing kampung kebanggaan kami.

Oh iya Bobby, sudah baca fiksi saya yang ini belum http://www.anginrindu.com/2018/11/namaku-bobby.html? 


Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial