MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Flashback: Sampaikan Walau Hanya 1 Ayat


Catatan harian bertanggal 26 Desember 2017:

Suatu hari, kampung kami geger. Pasalnya ada anak dari salah seorang terpandang di kampung kami over dosis minuman keras (miras). Dia tergolek tak berdaya di tanah kosong sepanjang malam.

Lain kali saya mendapati pos di tempat saya tinggal dijadikan pesta miras. Saya mendelik, mereka buru-buru menyembunyikannya dari pandangan saya. Hingga saya mesti minta bantuan tentara berseragam untuk menggertak. Beberapa bulan memang saya tak melihatnya lagi hingga peristiwa bacok-bacokkan di depan rumah saya terjadi karena pelakunya mabok.

Saya pun sering mendapati anak-anak muda yang berjalan sempoyongan di malam-malam tertentu di sekitar rumah saya.

Hingga saya akhirnya mengetahui sendiri ada seorang gembong miras yang dengan suka hati menjual dengan harga diskon ke para pemuda. Tak hanya diskon bahkan di pasok gratis ke acara pemuda.

Pemuda yang kebanyakan muslim enggan ke masjid apalagi belajar ngaji. Sedangkan Para pemuka agama sibuk berdebat tentang ikhtilaf yang sejak saya belum lahir sudah ada, seolah olah diwariskan untuk tetap membuat suasana jadi "hangat".

Orang makin ngeri dengan orang-orang berjenggot dan berhijab panjang. Bahkan ketika saya muncul dengan hijab panjang, bergamis dan berkaos kaki, beberapa orang langsung menuduh saya aliran garis keras. Sebagian orang langsung buru-buru menganggap Rumah Quran Ar Rahman adalah cara saya merekrut calon anggota aliran tertentu.

Saya masih ingat ketika seorang ibu bertanya, "apakah doa iftitah saya Allahuakbar kabiira atau Allahumma baid baini atau yang lain."

Saya yang seperti menangkap ada jebakan di sana. Saya jawab, "doa iftitah tak masuk rukun solat. Setahu saya ada lebih dari 10 doa iftitah yang dicontohkan oleh rasulullah dan sahabat. Tak mengapa beda asal surah Al Fatihah yang merupakan rukun solat bacaannya harus sama. Apalagi syahadatnya harus sama ya. Kalau gak ya aqidah kita sudah beda."

Ibu itu tersenyum, dan kini dia menjadi salah satu murid saya yang paling rajin.

Dan ketika saya dan tim memutuskan untuk mengisi kegiatan ekstra para santri kami dengan bermain silat dan operet. Salah seorang wali santri merasa perlu untuk mengeluarkan anaknya karena dianggap kami tidak nyunah. Dia hanya ingin anaknya diajar quran dan hafalan saja. Pada kenyataannya, sebelum keluar pun anak ini termasuk yang paling lemot hafalannya tapi dia masih rajin datang mengaji dan ikut kegiatan kami.

Setelah keluar dari Rumah Quran, anak ini malah luntang-lantung dari sepulang sekolah sampai malam. Ayah ibunya sibuk bekerja di luar tapi pengen anaknya nyunnah dikirim ke TPA kami yang gratisan. Alhasil sekarang kerjaan anak itu hanya main dengan anak-anak yang masuk black list di kampung.

RQ Ar Rahman adalah wadah tempat kami berbagi, tak hanya belajar mengaji bagi warga kampung sukabakti. Dimana kami memandang satu sama lain dengan pandangan Rahmah penuh cinta.. 
Karena yang kami tahu islam itu Rahmatan lil 'alamiin..


Meski gratis TPA ini punya seabreg kegiatan. Dari Jumat Berkah, bagi-bagi makan siang gratis untuk jamaah sholat jumat setiap hari Jumat, pencak silat betawi bahkan salah satu santri adalah pemenang kompetisi silat se-tangsel, akting untuk pementasan panggung yang rutin digelar.

Bahkan pada Ramadhan kemarin kami bekerjasama dengan Kementerian Pertanian Indonesia juga sukses menggelar bazar pasar murah untuk warga.

RQ Ar Rahman ini semacam oase di padang pasir di kampung Sukabakti. Pasalnya anak-anak mengalami krisis kegiatan positif sedangkan peredaran miras di kalangan anak muda di Sukabakti mulai mengkhawatirkan.

Pengajian menjadi tempat yang tidak populer di kalangan anak muda, hingga RQ Ar Rahman hadir membawa misi besar untuk mengajak mereka kembali ke Al Quran dan
hadits dengan cara kami yang mungkin tidak 'nyunnah'. Tapi kami harus bergerak sebelum anak-anak kami diserang aqidah dan akhlaknya dari segala sisi.


Malam tahun baru ini, RQ bersama seluruh komponen masyarakat di Serua Indah membuat acara yang beda sebagai alternatif hiburan.

Dengan mengambil momen Maulid dan malam tahun baru. RQ Ar Rahman ingin mengajak umat Islam untuk kembali ke ajaran Al Quran dan mencintai rasulnya.

Selain, marawis/hadrah dan ceramah. Santri RQ Ar Rahman akan mempersembahkan operet berjudul "The King of Abrahah" kisah penyerbuan tentara bergajah Abrahah jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Operet ini menggabungkan seni drama panggung dan kecanggihan multimedia untuk memberi kesan tiga dimensi.

Sesungguhnya ide awalnya buat acara ini adalah dari para tetua kampung yang mulai resah akan nasib anak mudanya. Sudah beberapa tahun memang tak pernah ada acara tabligh akbar.

Masing-masing pengajian mengadakan sendiri-sendiri dan seperti saling berseteru sambil terus menganggap kelompoknya paling benar. Sedang anak mudanya malah lari tunggang-langgang menjauhi pengajian lebih suka nongkrong dan mabok. Miris!

Akhirnya, mereka yang sudah melihat sepak terjang Rumah Quran Ar Rahman dan betapa anggota kami dari balita hingga ibu-ibu sangat kompak. Mereka menggandeng kami untuk menjadi tuan rumah di acara perdana yang mempersatukan beragam pengajian dari sejumlah kampung.

Saya sih bukan fans berat Maulidan. Saya hanya orang miskin ilmu yang sedih bukan kepalang banyak muslim yang tak tahu surah Al Fiil, tak kenal Rasulullah. Bagaimana bisa cinta Rasulullah kalau tak kenal?

Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial