MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Flashback: Preman Belajar Ngaji


Catatan harian bertanggal 19 Mei 2018:

Sore ini kami kembali menyambangi pangkalan preman dan ojek untuk mengajarkan hafalan quran. Tak lupa membawa aneka takjil untuk dibagikan kemasyarakat.
Kami tak melihat bang Badai, tapi ada Bang Tile yang sedang sibuk jadi pengatur jalan raya yang macet jelang maghrib.
Kami melanjutkan hafalan surah Ar Rahman. Alhamdulillah kali ini kami menghafal sampai ayat 6 beserta arti selama hampir 1 jam.
Sebenarnya mereka ingin menambah sampai ayat 10, tetapi waktu yang sudah tidak memungkinkan.
Dengarkan bacaan qurannya deh...! Baguskan? Insya Allah jadi pintu hidayah buat mereka.
Kami sudah kepikiran sih membuat platform bisnis halal untuk para preman insaf yang ingin memulai hidup baru yang 'lurus'. Hal paling masuk akal yang bisa dilakukan dalam waktu dekat sih kayaknya, memberikan modal dagang. Tidak dalam bentuk uang, tapi barang dagangan. Tentu saja harus diseleksi dahulu. Wallahu'alam bisshawab
Saya sebagai penanggung jawab program, iseng bertanya pada bendahara di perjalanan pulang menuju Rumah Quran Ar Rahman. "Uang kita tinggal berapa?"
maklum kemarinan kita sempat deg-degan karena budget ifthar jadi 3 kali budget. Jadi amplop-amplop yang sudah disiapkan untuk perhari sepanjang Ramadhan "maju terus". Hari pertama ambil 3 amplop, begitu selanjutnya.
pak ustadz Ahmad Sobari bilang, "tenang aja, tar juga diganti Allah."
Baru bilang aamiin, whatsapp saya berbunyi, seorang teman mantan Metro TV yang suka membaca postingan ini mengirim pesan, "titip ya buat Rumah Quran". Alhamdulillah!!! Terharu sambil lonjak-lonjak kegirangan.
Insya Allah sebagian sembako, parsel alat sholat sudah dibeli. Saking banyaknya sampai ruang tamu rumah saya sesak. Bahkan uang untuk santunan anak yatim dan dhuafa sudah disiapkan. Dan sepertinya akan terus bertambah jumlahnya hingga mendekati lebaran.
terima kasih ya seksi repot yang rela bercapek-capek meski tidak dibayar, bahkan kadang kena omelan ☺️🤦🏻‍♀️

Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial