MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Flashback: Kelas Sungguhan


Catatan harian bertanggal 19 Oktober 2017:

Sudah hampir dua minggu ini akhirnya kami punya meja dan bangku seperti di sekolah sungguhan. Lengkap dengan papan tulis besar.

Alhasil, para santri sore dan malam mulai emoh duduk melantai dengan meja-meja kecil di dalam. Tetapi yah tentu saja kami harus berbagi jadwal. Karena hanya dua "ruang kelas" untuk 5 jadwal dari Senin-Minggu.

Senin-Jumat pun materinya tak hanya belajar mengaji. Tetapi juga menggali ke-Islaman. Selain ada hafalan Quran mereka juga menghafal hadits. Sabtu-Minggu hanya kelas bahasa asing dan silat.


Jangan ditanya bagaimana semangat para santri. Hujan badai pun mereka tetap datang mesti harus kuyup. Padahal saya sudah bilang tunggu hujan reda atau kelas kita liburkan. Tapi anehnya ada juga yang tetap semangat empat lima datang. Masya Allah!

Di balik Rumah Quran Ar Rahman ada orang-orang yang luar biasa semangatnya untuk membuat proyek mimpi ini tetap berdiri tanpa harus menarik bayaran dari para santri. Ini semacam sedekah rombongan. Dan tanpa mereka saya hanyalah remah-remah rengginang di dalam kaleng bekas Khong Guan. Alhamdulillah!

Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial