MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Flashback: Jumat Berkah Makan Enak


Catatan harian bertanggal 26 Februari 2017:


Gadis kecil bermata jeli itu mengunyah perlahan isi makanan yang hampir habis di piring ketiganya. Perutnya sepertinya sudah penuh tetapi dia memaksa diri mengunyah habis makanan yang mungkin tidak akan ditemuinya di rumah sampai kapanpun.

"Makanan apa ini bu?" Mata Cindy berkerjap-kerjap sambil sibuk mengunyah.

"Itu fettucine..." Jawab saya.

"fettu... Fettu apa?" Tanyanya sambil mendelik.

"fettucine... Tulisannya F E T T U C I N E..." Eja saya.

"Ohhh susah..." Cindy meringis geli.

"Mirip spaghetti ya bu..."

"Iya sama-sama pasta hanya saja ukurannya agak lebar... cindy suka?"

"Suka bu... Saya pernah makan spaghetti yang dijual di abang-abang pasar malam. Hanya mie spaghetti dengan sedikit saus dan sedikit keju.... Ini beda.... Ngeju banget... Sausnya enak, dagingnya banyak....", cindy bersemangat sambil sesekali menjilati piringnya.

"Kalo di rumah biasanya mamah masak apa?" Tanya saya.

"Jarang masak... Mamah kan pembantu di komplek sebelah, kalau majikan mamah masak, mamah biasanya bawa pulang sebagian. Tapi tidak banyak. Aku sering di rumah makan nasi dengan garam sambil menunggu mamah pulang..."

Saya terenyuh mendengarnya. Itu yang membuat saya rutin memasak untuk anak-anak terutama di hari Jumat. Biar paling tidak Cindy dan teman-temannya yang jarang makan enak bisa sesekali "berpesta" di hari Jumat berkah. 

Makanan apa saja biasanya ludes. Namun makanan ala Barat yang biasanya yang paling dinanti. Katanya kapan lagi bisa makan yang aneh-aneh kayak di TV.

"Lain kali ibu bikinkan lagi ya?"

"Asyik..." cindy dan beberapa temannya ikut riang.

"Atau lain kali kita jalan-jalan ke mall untuk makan." 

"Serius bu?!?" Tanya Cindy dan beberapa anak tak percaya.

"Iya Insya Allah... Kalau ibu ada rezeki kita makan es krim di sana..." 

"Horeee...."

"Makan pizza juga bu?" Tanya salah satu dari mereka.

"Boleh Insya Allah ya nak..."

"Ih aku belum pernah ke Bintaro Exchange", sahut salah seorang anak.

Padahal Bintaro exchange jaraknya dekat sekali dari rumah saya. Tapi mereka belum pernah.

"Kamu belum pernah?" Saya heran.

"Iya...kata ibu sama bapak saya. Di sana mall-nya orang kaya. Semuanya mahal-mahal. Gak mampu. Kalau liat aja takut diusir nanti. Kelas kita mah di Ramayana aja", jawabnya polos. Ya Allah nak!

Satu dua anak yang sudah sering ke mall dan makan enak menyahut. "Yahhh aku mah sering... Enak tahu di sana".

"Sayang, tidak semua orang bernasib seberuntung kita pernah ke mall dan makan pizza. Bersyukur ya nak...."



Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial