MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Flashback: Belajar Ngaji


Saya akan memulai kisah bagaimana awalnya Rumah Quran Ar Rahman yang menjadi inspirasi untuk Angin Rindu ini bermula. Catatan harian ini bertanggal 31 Maret 2016. Selamat Membaca!


Beberapa minggu ini saya punya kesibukan baru di rumah. Kesibukan yang hampir tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu mengajar ngaji.

Ada tiga murid yang setiap habis maghrib rutin datang menyambangi rumah saya. Tiga bocah lelaki, anak tetangga berusia 9, 10 dan 13. Istimewanya dua bocah di antaranya adalah WN Amerika yang setahun belakangan jadi tetangga kami. Meski Islam, ketiganya sama-sama tidak bisa membaca Al Quran.

Sebelumnya orang tua mereka yang mix up parents yang meminta bantuan saya mengajar ngaji. Saya yang semula ragu-ragu pun menyambut permintaan itu. Mereka boleh datang ke rumah untuk mengaji dan saya tidak memungut bayaran. 

Saya pikir mengajar ngaji itu semudah bayangan saya. Cukup menyodorkan buku 'Iqra' dan mengajarkan setiap halaman. Ternyata antusiasme ketiga bocah ini terutama dua anak bule ini sangat besar. Apalagi belakangan setelah pertemuan pertama saya tahu pengetahuan mereka tentang Islam boleh dibilang 'nol'. Bahkan kemampuan Sydney jauh lebih baik dari mereka. Tambahannya saya mesti mengajar ngaji dalam bahasa Inggris.

Beruntung saya punya koleksi al quran dan hadits terjemahan bahasa Inggris untuk dipakai. Ada beberapa buku Sydney yang bisa saya pakai juga.

Sesi belajar yang seharusnya cuma 1,5 jam bisa molor sampai 3 jam. Kedua bocah bule ini punya segudang pertanyaan yang tidak ada habisnya. Berbeda jauh dengan seorang bocah pribumi yang jadi murid saya.

Semalam sebetulnya saya cuma ingin membahas "Five Pilars of Islam" dan surat Al Falaq. Namun pembahasan jadi melebar kemana-kemana sampai saya ikut berpikir keras.

"Mengapa Allah menciptakan manusia berbeda-beda, di Indonesia bentuknya seperti ini, di Amerika beda, di Afrika beda. Mengapa ada orang jahat orang baik. Kalau Allah yang Maha Pencipta mengapa tidak diciptakan sesuai selera Allah saja. Sama semuanya".

Untung saya ingat quran surat Al Hujurat ayat 13, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Ada laki-laki, perempuan. Ada orang Asia, Kaukasian, Afrika, dll. Semua untuk saling kenal mengenal satu sama lain bukan saling bermusuhan.

"Apakah orang baik yang tidak ibadah juga bisa masuk surga?"

Surga dan neraka adalah hak prerogatif Allah. Cuma Allah yang Maha Adil. Yang jelas, there is long road to heaven. Tidak bisa shalat dan puasa saja tapi kelakuannya menjadi teror bagi orang lain lantas bisa masuk surga. Begitupun tidak bisa hanya baik saja tapi tidak ibadah.

Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Hablum minallah, hablum minannas. Harus seimbang, dunia sama akhiratnya. 

Orang yang benar-benar agamanya baik pasti akan tercermin dalam kesehariannya. Apakah keluarga, tetangga, temannya merasa damai di dekatnya? Bahkan orang yang agamanya baik juga akan berlaku baik kepada hewan, tumbuhan dan lain sebagainya. Rahmatan lil'alamiin. Rahmat bagi semesta alam.

"Bolehkah kita bilang Alhamdulillah saat tahu ada orang yang jahat sama kita mati?"

Haduhhh pertanyaannya. Saya sudah mulai berkunang-kunang mencari jawaban dalam bahasa Inggris yang bisa dipahami.

Saya jawab saja, "tidak". Sebaik-baik orang adalah orang yang memaafkan orang lain, sejahat apapun dia. Biar Allah saja yang balas.

"Boleh gak kalau saya sumpahin orang yang ganggu saya celaka...?"

Tidak! Di kanan kiri kita ada malaikat pencatat amalan. Setiap ucapan yang keluar dari mulut bisa jadi doa. Bahkan doa itu bisa saja berbalik ke kita. 

Daripada 'nyumpahin' orang yang buruk-buruk. Lebih baik sumpahin "semoga kamu bahagia! Kaya raya!" Siapa tahu doanya balik ke kita.

Malam kian larut. Saya buru-buru mengakhiri diskusi untuk mulai ke sesi mengaji kemudian dikte belajar menulis arab. Dua jam berlalu. Saya hampir menutup sesi belajar ngaji.

Namun si bocah bule itu bertanya lagi, "jadi duluan mana Adam dan Hawa atau Pithecantropus erectus?"

Waduhhh! Dalam Islam, nenek moyang manusia ya hanya Adam dan Hawa. Dia manggut-manggut.

Lalu bagaimana Adam dan Hawa bisa ada? Apakah mereka anak Tuhan? 

Allah tidak beranak dan diperanakkan. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk menciptakan manusia dari tanah. Semua manusia yang ada di bumi adalah keturunan Adam dan Hawa. Bahkan Maryam, ibunda Nabi Isa yang dipercaya sebagai Yesus juga anak keturunan Adam dan Hawa.

"Mengapa apa-apa yang dianggap tabu di Indonesia tidak di Amerika begitupun sebaliknya? Lalu aturan mana yang harus aku ikuti"

Setiap daerah punya aturan masing-masing. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Namun sebagai umat Islam, aturan yang harus diikuti adalah aturan Allah sesuai Al Quran dan Hadits.

Aturan manusia bersifat temporer, bisa berubah sesuai zaman, dan lokasi. Sedang aturan Allah bersifat absolut. Relevan di segala zaman dan di semua tempat.

Sehabis mengulang hafalan Al Falaq dan artinya. Si bocah bule kembali bertanya.

"Mengapa orang jahat bisa menyakiti orang lewat boneka?"

Saya berkernyit, bingung maksudnya apa. Atau saya yang tidak paham bahasa Inggrisnya.

Si bocah bule pun menjelaskan, "voodo.."

Oalah santet maksudnya. Karena  voodo menggunakan kekuatan setan dan jin. 

"Lalu bagaimana menangkalnya?"

Ya banyak mengingat Allah.

"Mengapa kita harus percaya ada setan dan jin?"

Karena itu bagian dari rukun iman.  They are unseen but exist. Selain manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya yang kasat mata. Allah juga menciptakan makhluk gaib seperti malaikat, setan dan jin.

"But in horror movie..."

Buru-buru saya potong. Film horor itu fiksi!

"Time's out everybody, lets finish  now...!"

Sebelum mengakhiri sesi mengaji biasanya saya memberikan kuis. Murid yang bisa jawab boleh pulang duluan.

Kelar mengajar mengaji. Saya pun tepar. Kepala saya 'mumet'.

Kira-kira hari ini pertanyaannya apalagi ya?

Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial