MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Flashback: Aku Cinta Kamu Mirah


Catatan harian bertanggal 31 Juli 2017:

Tirta memandang sendu pada Mirah yang sedang bercengkerama dengan Asni dari kejauhan. Mirah, perempuan yang secara tiba-tiba mengubah hidupnya, menjadi penuh warna. Perempuan yang membuatnya tidak bisa tidur karena memikirkannya.

Ah, seandainya Tirta punya cukup waktu untuk merebut hati Mirah, jauh sebelum Mirah menerima pinangan Asni. Pastilah Tirta tidak semerana ini. Mungkin yang bersanding di istana cinta mendampingi Mirah adalah dirinya bukan Asni. Lelaki beruntung, yang kini memiliki Tirta.

“ Tuhan, mengapa hidupku terasa membelit seperti ini. Mengapa harus Mirah yang hadir dalam hidupku yang gersang. Bukan perempuan lajang lainnya. Mengapa kau tidak tumbuhkan sedikit cinta pun di hatiku kepada perempuan-perempuan pengagumku. Mengapa harus Mirah?” Gumam Tirta di balik pohon. Matanya memang terlihat memandang lurus ke depan. Namun alam pikirannya melayang jauh.

Wajah Mirah berkelebat di pelupuk matanya. Senyumnya, ekspresi matanya yang melenakan, keluguannya, semangatnya, ah…..

Tirta masih merasa ini adalah sebuah kesalahan suratan takdir. Seharusnya dirinya yang berada di sisi Mirah, bukan Asni. Seharusnya dirinya, bukan Asni!

Gigi Tirta saling bergemeratak menahan emosinya yang meletup-letup. Rasa cintanya pada Mirah yang menggila, membuat dirinya posesif dan seperti menginginkan Mirah seutuhnya. Tidak hanya sebagai penggemar rahasia yang hanya bisa mengagumi dari kejauhan. Yang hanya bisa bercumbu dengan bayangnya di kesenyapan yang menyiksa.

“ Arrggggggghhhhhhhh….” Tirta bergumam.

Bagaimana bila takdir berbalik. Asni menghilang, lenyap di telan bumi. Maka mungkin, dirinya masih punya kesempatan untuk merebut hati Mirah. Atau misalkan Mirah harus bercerai dengan Asni. Maka dirinya akan hadir menjadi dewa penolong buat Mirah.

Buru-buru Tirta menepis angan bodoh sekaligus jahat itu dari pikirannya. Tirta tidak bisa membayangkan betapa menderitanya Mirah bila harus kehilangan separuh jiwanya, Asni. Tiba-tiba ingatan Tirta melayang pada suatu waktu. Kala Mirah mengungkapkan rasa hatinya.

“ Bagiku Asni adalah separuh nafasku. Aku mencintainya sepenuh jiwaku, melebihi rasa cintaku pada diriku sendiri. Kami saling memuja dan mencinta. Aku adalah tulang rusuk yang dicipta Tuhan untuknya. Bila dia pergi, mungkin aku akan mati…”

Raut wajah Tirta berubah sedih. “ Ah… untuk apa merebut Mirah bila cintanya tidak pernah ada untukku. Jangan-jangan sedetikpun diriku tidak pernah ada di hati atau pun di pikirannya.” Tirta bergumam.

“ Aku cinta kamu, Mirah.” Tirta bergumam pelan di antara semilir angin.

Entah kekuatan dari mana yang tiba-tiba menyelusup dalam dada Tirta hingga memantapkan hatinya. Tak penting apakah Mirah mencintainya atau tidak, yang terpenting dirinya memuja dan mencintai Mirah. Bilakah Tuhan tidak pernah mempertemukannya dengan Mirah di Dunia. Mungkin Tirta ingin menuntut keadilan Tuhan untuk mempertemukannya di akhirat.

***keterangan foto: Mirah berkebaya biru, Asni (jawara baik) suami Mirah itu berbaju pangsi biru, Tirta (jawara jahat sebenarnya kakak Asni) berbaju pangsi hitam.***

Comments

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial