MENUNGGU

Image
  Semua orang pasti pernah menunggu. Menanti kepastian dengan harap-harap cemas sepertinya menjadi bagian dari episode hidup semua orang. Dari hal sepele, menunggu bus di halte bus, menunggu teman di tempat janjian yang sudah disepakati tetapi hingga sejam setelah waktu janjian dia belum datang juga. Atau menanti kepastian kapan surat lamaran kerja kita akan direspon oleh perusahaan yang diincar. Atau bahkan menunggu jodoh yang tak kunjung tiba. Saat menunggu, level kesabaran kita pun diuji. Dan saya yakin Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kesabaran. Ada hamba-Nya yang cuma diuji kesabarannya sekedar menunggu angkot, taksi, atau pesawat terbang. Ada yang diuji kesabarannya saat menanti tanggal gajian datang padahal beras sudah habis. Ada juga yang diuji dengan seberapa sabar dia tabah menanti kekasih yang terpisah ribuan mil dalam jangka waktu tertentu. Ada juga yang diuji dengan kesabaran menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Padahal teman-teman sebaya satu persatu sudah

Patah Hati Karena Allah



“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)

Perpisahan bagi sebuah pasangan menikah seringkali menyisakan luka bagi yang merasakan. Sekaligus meninggalkan tanda-tanya bagi orang-orang di sekelilingnya. Bagi yang tidak tahu akan langsung berprasangka buruk,

"kok bisa?"
"Pasti dia kurang sabar... namanya menikah pasti ada perseteruan, pintar-pintarnya kita saja mempertahankan."
"Mempertahankan rumah tangga saja tidak bisa pake ngatur orang..."

Apalagi, rumah tangga yang berpisah itu adalah rumah tangga yang menurut kita 'panutan', alias hampir gak mungkin bercerai karena kualitas agamanya yang hampir tidak mungkin untuk bercerai untuk hal yang sepele atau tidak syar'i. Seperti kasus berikut ini.

Suatu hari saya mendengar kabar bahagia dari salah seorang hafiz Quran belia yang mempersunting gadis berhijab yang cantik jelita. Usia keduanya masih muda belia.

Saya pikir itu adalah pernikahan impian bagi semua pemuda muslim yang menjunjung tinggi kesucian untuk tidak pacaran sebelum menikah. Sekalinya menikah dengan pasangan idaman semua orang.

Saya selalu berpikir positif kalau penghafal Quran itu Insyaa Allah terjaga dari maksiat. Hari-harinya terlalu sibuk untuk menghafal Quran dan mengulang hafalan selain kegiatan duniawi lainnya. Jangankan terpikir maksiat. Dari pengalaman saya yang ikhtiar menghafal Quran, terkadang bohong dikit aja, langsung acakadul itu hafalan. Makanya para penghafal Quran menjaga betul dari kehalalan makanan dan minuman yang dikonsumsi, apakah tidak mengandung zat haram atau malah dari uang haram. Menjaga betul apa yang didengar dan dilihat. 

Makanya saya pikir sang hafiz Quran itu pasti sudah berdoa minta petunjuk Allah, sebelum akhirnya memutuskan untuk meminang gadis cantik berhijab yang kebetulan anak pesohor yang tajir melintir. Rasanya sejuk sekali, melihat mereka saat itu. Sama seperti kebanyakan orang, doa-doa terbaik saya sampaikan untuk mereka semoga bisa punya keturunan soleh yang juga penghafal Quran.

Dan tak sampai seumur jagung, mereka bercerai. Astaghfirullahaladzim. Kok bisa?!? 

Sebagai penghafal Quran, pasti lelaki itu tahu persis bagaimana hukumnya bercerai dalam Islam. “Halal yang paling dibenci Allah adalah thalaq (cerai).” Bercerai memang diperbolehkan dalam Islam sebagai jalan keluar kalau sudah buntu sekali. Itupun syaratnya banyak sekali, agar tidak ada yang terpikir untuk bercerai. 

Dan konon, di balik sebuah perceraian keluarga muslim ada andil setan yang bertugas untuk memisahkan ikatan suci bernama pernikahan. Dan setan akan bersorak gembira saat tugas mereka memisahkan pasangan muslim yang menikah.



Jadi saya pikir hampir tidak mungkin kalau lelaki sholeh itu gegabah menceraikan istrinya yang berhijab lagi cantik. Perceraian tetap terjadi. Lelaki itu tetap diam, meski terkadang menyampaikan kode-kode. Sedang perempuan berang, karena diceraikan. Padahal mungkin perempuan itu teramat cantik untuk diabaikan oleh lelaki normal. Apalagi dia berhijab.

Orang-orang menyalahkan lelaki hafiz itu karena tidak becus menjadi imam rumah tangga. Baru sebulan sudah gegabah mencerai istrinya. Ada juga yang bilang, lelaki hafiz itu masih labil belum cukup umur untuk menikah apalagi bercerai. Maklum lelaki hafiz itu belum pernah pacaran, 'ujug-ujug' nikah. Belum lagi ada tudingan miring kalau lelaki hafiz itu hanya mengincar harta keluarga istri. Lah mana mungkin? Orang menghafal Quran saja sudah merubah orientasi yang serba dunia dengan menjaga diri dari maksiat agar hafalannya terjaga.

Dan banyak tudingan miring lain yang mengiringi hati yang patah. Lelaki itu jelas patah hati, sedih akan perceraian itu. Begitupun sang perempuan. Tetapi lelaki hafiz itu memilih diam. Walau banyak orang menganggap, lelaki hafiz itu yang paling bersalah karena keputusan thalaq ada di tangan lelaki.

Setahun berlalu, perempuan cantik berhijab itu akhirnya melepas hijab dan mulai berpakaian seksi. Belakangan ketahuan juga kalau perempuan itu hobi dugem dan mabuk. Astaghfirullahalazhim!
Setidaknya itu membungkam orang-orang, karena kenyataannya pasca bercerai. Lelaki hafiz itu tetap menjaga hafalan Qurannya, sedangkan perempuan itu berubah drastis. Lelaki itu pernah mencintai perempuan itu karena Allah makanya menikahinya, dan akhirnya patah hati juga karena Allah.

"Allah sengaja mematahkan hatinya, demi menyelamatkan dia dari orang yang salah."

Bukankah "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”(QS.An Nuur:26)."

Walaupun kadang manusia sering tertipu pencitraan seseorang yang pura-pura baik. Tetapi Allah lebih tahu. Dan Allah tidak mungkin mengecewakan hamba-Nya yang sudah sedemikian gigih menjaga diri dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Ah takdir Allah memang keren. Dan itu bukan satu-satunya contoh yang 'eksis' di sekitar kita, tentang pernikahan Islami yang akhirnya harus berakhir karena suatu sebab. Publik bertanya-tanya, tapi akhirnya Allah kasih jawaban.

Ini sebagai pelajaran, kalau kamu melihat sebuah kenyataan, rumah tangga dari orang yang kamu pikir baik dan punya ilmu agama mumpuni berpisah. Jangan buru-buru men-judge siapa yang salah. Lihat saja keduanya pasca perpisahan. Siapa yang menjadi semakin baik akhlak dan agamanya, siapa yang malah semakin menjadi buruk.

Mereka yang pasca perceraian berubah menjadi lebih baik, sejatinya Allah sudah menyelamatkan mereka dari pernikahan yang seperti neraka. Allah sedang mempersiapkan jodoh sekufu yang kelak akan sama-sama ke surga.

Bagi kamu yang masih jomblo karena Allah. Melajang karena ingin menjaga kesucian sampai pernikahan nanti. Jangan sedih! Allah sedang mempersiapkan jodoh sholeh/sholehah untuk mitra ke surga. Makanya terus memperbaiki diri, agar cukup 'qualified' untuk mendampinginya.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Alhamdulillah 'Alaa Kulli Hal
Risma Budiyani
18 Maret 2019






Comments

  1. bagus...tulisannya..

    salam kenal sesama fasil 10 ... elis

    ReplyDelete
    Replies
    1. atuhhhh ukhti Elis...hatur nuhun sudah mampir. ayo deh nulis juga

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sirplus, Solusi Minum Obat Puyer untuk Anak

'Excellent Services' ala Rumah Sakit Hermina

Hijab Syar'i Tak Perlu Tutorial